Merdeka.com - Sebuah program yang digagas Komunitas
Sedekah Harian menimbulkan kontroversi. Mereka menawarkan untuk menitipkan doa
lewat financial planer Ahmad Gozali yang sedang berada di Mekkah. Ahmad Gozali
juga menjabat dewan pembina komunitas tersebut.
Namun rupanya doa itu tidak gratis. Ada biaya Rp 102.014 untuk setiap doa yang dipanjatkan.
Transfer uang sejumlah itu lalu kirim e-mail. Sebutkan doa yang ingin anda panjatkan.
Program yang diberi nama Titip Doa Baitullah ini langsung jadi sorotan. Sejumlah kalangan mempertanyakan program titip doa ini karena dinilai nyeleneh.
Namun rupanya doa itu tidak gratis. Ada biaya Rp 102.014 untuk setiap doa yang dipanjatkan.
Transfer uang sejumlah itu lalu kirim e-mail. Sebutkan doa yang ingin anda panjatkan.
Program yang diberi nama Titip Doa Baitullah ini langsung jadi sorotan. Sejumlah kalangan mempertanyakan program titip doa ini karena dinilai nyeleneh.
Menanggapi sorotan negatif, Komunitas Sedekah Harian menghentikan program yang
seharusnya berjalan dari tanggal 31 Desember-7 Januari 2014 tersebut.
Mereka juga mengklarifikasi kalau uang sejumlah Rp 102.014, menjadi sedekah dan akan disumbangkan pada yang berhak menerima. Bukan untuk digunakan Ahmad Gozali.
"Jadi semua donasi pada #TitipDoaBaitullah yang masuk seluruhnya untuk program Kemanusiaan Sedekah Harian. Kami juga memutuskan untuk menghentikan program tersebut agar tidak menimbulkan kontroversi lebih lanjut," ujar Abdul Aziz, Presiden Komunitas Sedekah Harian dalam keterangan pers, Kamis (2/1).
Abdul mengakui poster yang disebarkan lewat sosial media itu menuai kontroversi. Mereka meminta maaf telah menimbulkan polemik soal tata cara beribadah.
Mereka juga mengklarifikasi kalau uang sejumlah Rp 102.014, menjadi sedekah dan akan disumbangkan pada yang berhak menerima. Bukan untuk digunakan Ahmad Gozali.
"Jadi semua donasi pada #TitipDoaBaitullah yang masuk seluruhnya untuk program Kemanusiaan Sedekah Harian. Kami juga memutuskan untuk menghentikan program tersebut agar tidak menimbulkan kontroversi lebih lanjut," ujar Abdul Aziz, Presiden Komunitas Sedekah Harian dalam keterangan pers, Kamis (2/1).
Abdul mengakui poster yang disebarkan lewat sosial media itu menuai kontroversi. Mereka meminta maaf telah menimbulkan polemik soal tata cara beribadah.
Sumber: Merdeka
Doa adalah permohonan
kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan
kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sedekah adalah berasal dari
kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi
oleh waktu dan jumlah tertentu.
Dari Abu Dzar r.a.
berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau: “………………………………………..Bukankah
Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap
kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah
sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah
sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah……………..” (HR.
Muslim)
Jika dilihat dari hadits
diatas, sedekah tidak hanya dengan harta tetapi bisa juga dengan berdzikir
kepada Allah SWT. Juga sedekah tidak mengacu pada “memberi”, melakukan segala
sesuatu yang baik dalam rangka mencari ridha Allah juga merupakan sedekah.
Menurut
saya, yang dilakukan Komunitas Doa Harian adalah dengan bermaksud baik. Uang hasil
sedekah akan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Tetapi caranya
salah. Dari pengertian sedekah yang sudah saya singgung di awal pembahasan ini “….
tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.” Jika dibandingkan dengan yang
dilakukan komunitas tersebut adalah salah, walaupun bermaksud baik.
Sebenarnya
doa tidak perlu membayar dengan nominal uang yang sudah di tentukan. Sudah kewajiban
bagi umat muslim mendoakan sesama sodara muslim. Jika mau bersedekah, harus
ikhlas tanpa paksaan dan nominal nya tidak boleh ditentukan oleh pihak tertentu.
Jadi sebenarnya program komunitas tersebut tidak perlu dihentikan, hanya perlu
dirombak lagi sistemnya dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam. Karena maksud
mereka adalah baik, ingin menyedekahkan kepada orang-orang yang tidak mampu.