Merdeka.com - Seorang pilot Maskapai Delta Air Lines memutuskan berputar balik kembali ke bandara setelah lepas landas. Hal ini dilakukannya akibat sebuah momen menyentuh yang tak mampu disangkalnya.
Sebuah keluarga kecil sudah menunggu lebih dari 90 menit akibat keterlambatan maskapai Phoenix yang mengalami masalah. Padahal mereka tengah berpacu dengan waktu demi penerbangan lanjutan dari Minneapolis menuju Tennessee. Rute tersebut mereka lakoni demi dapat menghadiri ke pemakaman sang ayah Ray Short (56) yang tutup usia pada Desember kemarin akibat kanker paru-paru.
Ketika keluarga tersebut datang coba melobi pihak bandara, petugas mengatakan bila mereka sudah tidak punya harapan apapun demi mengejar pesawat ke dua mereka. Menara pengatur lalu lintas udara juga tidak mengizinkan adanya pesawat apapun kembali ke landasan pacu.
"Petugas wanita itu mengatakan bila tidak ada yang dapat kami lakukan, ibu dan adik saya terduduk dan menangis, dan saya berteriak sembari menatap kaca," ujar Rick Short kepada Fox 10, seperti dikutip dari Independent, Sabtu (2/1).
Namun sebuah kejaiban benar datang dari langit. Sang pilot mengaku melihat lambaian tangan dan air mata kesedihan kelaurga mereka, dan seketika telepon bandara berbunyi dengan keputusan sang pilot untuk balik arah.
"Saya benar-benar menangis, saya tidak percaya jika harus melewatkan pesawat tersebut, dan saya sangat berterimakasih untuk sang pilot," ujar Nicole Webel seorang keluarga dari Rick yang ikut dalam rombongan.
Aksi pilot ini sangat menyentuh, sang pilot menyadari bila tidak ada lagi penerbangan ke Tennessee dalam waktu dekat, hanya Delta Airlines lah yang memungkinkan dalam situasi tersebut, bila hal itu tidaj dia lakukan maka keluarga tersebut pasti melewatkan momen terakhir bersama sang ayah.
Analisis Kesalahan:
- Rute tersebut mereka lakoni demi dapat menghadiri ke pemakaman sang ayah Ray Short (56) yang tutup usia pada Desember kemarin akibat kanker paru-paru.
- Kata "lakoni" seharusnya diganti dengan "lakukan" agar lebih baku.
- Rute tersebut mereka lakukan demi dapat menghadiri ke pemakaman sang ayah Ray Short (56) yang tutup usia pada Desember kemarin akibat kanker paru-paru.
- Ketika keluarga tersebut datang coba melobi pihak bandara, petugas mengatakan bila mereka sudah tidak punya harapan apapun demi mengejar pesawat ke dua mereka.
- Kata "melobi" seharusnya diganti dengan "membujuk" agar lebih baku.
- Kata "coba" ditambahkan imbuhan me-, menjadi "mencoba".
- Ditambahkan kata "untuk" sebelum kata "coba".
- Ketika keluarga tersebut datang untuk mencoba membujuk pihak bandara, petugas mengatakan bila mereka sudah tidak punya harapan apapun demi mengejar pesawat ke dua mereka.
- Namun sebuah kejaiban benar datang dari langit. Sang pilot mengaku melihat lambaian tangan dan air mata kesedihan kelaurga mereka, dan seketika telepon bandara berbunyi dengan keputusan sang pilot untuk balik arah.
- Kata "kelaurga" seharusnya diketik "keluarga".
- Kata "benar" seharusnya diubah menjadi "benar-benar".
- Namun sebuah kejaiban benar-benar datang dari langit. Sang pilot mengaku melihat lambaian tangan dan air mata kesedihan keluarga mereka, dan seketika telepon bandara berbunyi dengan keputusan sang pilot untuk balik arah.
- Aksi pilot ini sangat menyentuh, sang pilot menyadari bila tidak ada lagi penerbangan ke Tennessee dalam waktu dekat, hanya Delta Airlines lah yang memungkinkan dalam situasi tersebut, bila hal itu tidaj dia lakukan maka keluarga tersebut pasti melewatkan momen terakhir bersama sang ayah.
- Ada kata yang salah dalam pengetikan. Kata "tidaj" seharusnya diketik "tidak".
- Aksi pilot ini sangat menyentuh, sang pilot menyadari bila tidak ada lagi penerbangan ke Tennessee dalam waktu dekat, hanya Delta Airlines lah yang memungkinkan dalam situasi tersebut, bila hal itu tidak dia lakukan maka keluarga tersebut pasti melewatkan momen terakhir bersama sang ayah.
No comments:
Post a Comment